Kamis, 29 Januari 2015

Desa Nendali 28 Januari 2015



MENERIMA KUNJUNGAN TIEM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Kerjasama pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia


Oleh: Hendrik Palo.

Membangun Indonesia mulai membangun dari pinggiran  Sentani inilah ucapan ibu Anna Seorang anggota dalam tim ini ketika menjadi moderator pada diskusi kelompok antara tiem ini dengan masyarakat Desa Nendali tambahnya pula  Visi Jokowi Membangun Indonesia, memulai membangun dari Pinggiran Indonesia. Karena itu saat ini kami berada  Desa Nendali di Distrik Sentani Timur kabupaten Jayapura Provinsi Papua.

Salah satu anggota setelah menyimak dan mencatat semua informasi selama diskusi memberikan komentar tentang  membangun dengan pendekatan potensi.  Katanya saya setuju kalau  melaksanakan pembangunan di Kampung Nendali ini dengan pendekatan Potensi,  hal ini harus di mulai aspek kebijakannya, artinya bahwa ketika musrembang  Desa Nendali, bapak ibu disini harus memiliki peta potensi sumberdaya alam, sehingga musrembang memutuskannya, dan di anggarkan secara aturan untuk di laksanakan.   Tadi saya mendengar bahwa Desa Nendali memiliki Potensi Tambang Galian C, Danau Sentani, dan Potensi Wisata, sebaiknya maksimalkan perencanaannya dan potensi ini yang sebaiknya menjadi prioritas untuk di kelola.
Salah satu ibu dari anggota tiem ini juga turut memberikan komentar, tentang identitas hukum warga  Desa Nendali.  Apakah anak-anak yang di lahirkan di urus akta kelahirannya, sama halnya dengan yang meningga dunia, apakah  di urus akta kematiannya, masyarakat desa harus memiliki identitas hukum, bagaimana dengan pemilikan KTP dan Kartu Keluarga?
Pertemuan ini terjadi pada tanggal 28 Januari 2015, Tim yang terdiri dari Staf Kementerian Desa,  BAPPENAS, Universitas Indonesia, dan perwakikan  dari beberapa menteri terkait. Tujuan kedatangan mereka di  Desa Nendali adalah untuk mengetahui secara langsung bagaimana pelayanan dasar  pemerintah terjadi di  Desa Nendali ini, yaitu pelayanan Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, dan lainnya, mereka juga mendiskusikan tentang tatakelola  pemerintahan Desa Nendali dan akses ke masyarakat.  Anggota tiem di perkirakan sebanyak 15 orang,  sementara masyarakat Desa Nendali  dalam temu diskusi ini di wakili oleh Kepala kampung , kepala-kepala urusan, Badan Permusyaratan Desa, Para RW, Para RT, Pimpinan organisasi-organisasi Desa, Tokoh agama, Tokoh Pemuda, dan Tokoh Perempuan . lebih kurang 3 jam terjadi diskusi yang a lot dan banyak informasi yang telah di rekam oleh masing-masing anggota tiem sesuai tugas masing-masing.
Dalam pertemuan tersebut, ada keluhan dari aparat kampung, tentang Upah kerja mereka, dimana mereka dibayarkan hanya 1.000.000 (satu juta rupiah), sementara Upah minimum Papua 2.400.000.  sama halnya dengan RT dan RW,  mereka hanya di bayarkan dengan 100.000 perbulan tetapi penerimaannya 3 bulan sekali dengan Total 300.000. sementara Data penduduk Desa di kumpulkan oleh ketua RT.

Desa Nendali, sementara ini menjadi Desa percontohan untuk tatakelola dan Kualitas akses ke masyarakat. Berkali-kali kunjungan telah berdatangan ke Desa Nendali. Hal ini tidak membuat bosan, tetapi sebaliknya menjadi media untuk menimba Ilmu, dari mereka yang datang, mereka juga membagi apayang mereka ketahui dan menjadi  tambahan pengetahuan bagi pemerintah dan masyarakat  Desa Nendali untuk menjadi Desa yang lebih maju. Hendrik Palo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar