MENERIMA
KUNJUNGAN TIEM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Kerjasama pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia
Membangun Indonesia mulai membangun dari pinggiran Sentani inilah ucapan ibu Anna Seorang anggota
dalam tim ini ketika menjadi moderator pada diskusi kelompok antara tiem ini
dengan masyarakat Desa Nendali tambahnya pula Visi Jokowi Membangun Indonesia, memulai
membangun dari Pinggiran Indonesia. Karena itu saat ini kami berada Desa Nendali di Distrik Sentani Timur
kabupaten Jayapura Provinsi Papua.
Salah satu anggota setelah menyimak dan mencatat semua
informasi selama diskusi memberikan komentar tentang membangun dengan pendekatan potensi. Katanya saya setuju kalau melaksanakan pembangunan di Kampung Nendali
ini dengan pendekatan Potensi, hal ini
harus di mulai aspek kebijakannya, artinya bahwa ketika musrembang Desa Nendali, bapak ibu disini harus memiliki
peta potensi sumberdaya alam, sehingga musrembang memutuskannya, dan di
anggarkan secara aturan untuk di laksanakan.
Tadi saya mendengar bahwa Desa Nendali
memiliki Potensi Tambang Galian C, Danau Sentani, dan Potensi Wisata, sebaiknya
maksimalkan perencanaannya dan potensi ini yang sebaiknya menjadi prioritas
untuk di kelola.
Salah satu ibu dari anggota tiem ini juga turut memberikan
komentar, tentang identitas hukum warga
Desa Nendali. Apakah anak-anak
yang di lahirkan di urus akta kelahirannya, sama halnya dengan yang meningga
dunia, apakah di urus akta kematiannya,
masyarakat desa harus memiliki identitas hukum, bagaimana dengan pemilikan KTP
dan Kartu Keluarga?
Pertemuan ini terjadi pada tanggal 28 Januari 2015, Tim yang
terdiri dari Staf Kementerian Desa,
BAPPENAS, Universitas Indonesia, dan perwakikan dari beberapa menteri terkait. Tujuan
kedatangan mereka di Desa Nendali adalah
untuk mengetahui secara langsung bagaimana pelayanan dasar pemerintah terjadi di Desa Nendali ini, yaitu pelayanan Pendidikan,
Kesehatan, Ekonomi, dan lainnya, mereka juga mendiskusikan tentang tatakelola pemerintahan Desa Nendali dan akses ke
masyarakat. Anggota tiem di perkirakan
sebanyak 15 orang, sementara masyarakat
Desa Nendali dalam temu diskusi ini di
wakili oleh Kepala kampung , kepala-kepala urusan, Badan Permusyaratan Desa, Para
RW, Para RT, Pimpinan organisasi-organisasi Desa, Tokoh agama, Tokoh Pemuda, dan
Tokoh Perempuan . lebih kurang 3 jam terjadi diskusi yang a lot dan banyak
informasi yang telah di rekam oleh masing-masing anggota tiem sesuai tugas
masing-masing.
Dalam pertemuan tersebut, ada keluhan dari aparat kampung,
tentang Upah kerja mereka, dimana mereka dibayarkan hanya 1.000.000 (satu juta
rupiah), sementara Upah minimum Papua 2.400.000. sama halnya dengan RT dan RW, mereka hanya di bayarkan dengan 100.000 perbulan
tetapi penerimaannya 3 bulan sekali dengan Total 300.000. sementara Data
penduduk Desa di kumpulkan oleh ketua RT.
Desa Nendali, sementara ini menjadi Desa percontohan untuk
tatakelola dan Kualitas akses ke masyarakat. Berkali-kali kunjungan telah
berdatangan ke Desa Nendali. Hal ini tidak membuat bosan, tetapi sebaliknya
menjadi media untuk menimba Ilmu, dari mereka yang datang, mereka juga membagi
apayang mereka ketahui dan menjadi
tambahan pengetahuan bagi pemerintah dan masyarakat Desa Nendali untuk menjadi Desa yang lebih
maju. Hendrik Palo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar